Lapor Pasca

Mengejar Periode Emas 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak

Oleh : Yuni Dwi Suryani
Mahasiswa Program Magister Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Negeri Jakarta

Laporan global UNICEF di tahun 2018 mengenai Perkembangan Asupan Gizi Ibu dan Anak menyatakan bahwa Indonesia memiliki jumlah anak dengan kasus keterhambatan pertumbuhan terbanyak kelima di dunia. Diperkirakan di Indonesia sekitar 7,8 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami terhambat pertumbuhan. Scaling Up Nutrition movement (SUN Movement) merupakan gerakan global memperbaiki gizi bagi perempuan dan anak-anak yang diresmikan PBB tahun 2010. Sebanyak 60 negara di dunia termasuk Indonesia bergabung dalam gerakan ini.

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen dan bekerja keras mempercepat perbaikan gizi untuk kehidupan anak-anak generasi penerus bangsa. Komitmen Pemerintah Indonesia telah dinyatakan melalui Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Fokus utama gerakan ini adalah pemenuhan kebutuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam rangka mengurangi angka malnutrisi pada tumbuh kembang anak. Berasaskan prinsip semua orang layak mendapatkan makanan dan gizi yang baik. Mengapa dan bagaimana implementasi program ini? Dan apa catatan pentingnya yang dapat kita ingatkan bagi pemerintah dan kita semua?

Mengapa perlu memperhatikan 1000 hari pertama kehidupan anak?

Pemerintah  Indonesia  meluncurkan “Gerakan  1.000  Hari  Pertama  Kehidupan”  yang dikenal sebagai 1.000 HPK. Masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK),yang bermula sejak saat konsepsi hingga  anak  berusia  dua  tahun,  merupakan  masa paling  kritis  untuk  memperbaiki  perkembangan fisik  dan  kognitif  anak. 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dikenal dengan istilah window of opportunity. Periode emas yang terjadi selama 1000 HPK untuk memperbaiki tumbuh kembang anak secara optimal. 1000 HPK bermula 270 masa kehamilan sejak hari pertama konsepsi lalu terbentuk embrio hingga 730 hari  di usia 2 tahun awal anak. Gangguan yang terjadi selama periode ini akan berdampak pada kelangsungan hidup tumbuh kembang anak yang bersifat permanen. Gangguan ini akan sulit untuk diperbaiki jika usia anak setelah 2 tahun.

Status gizi ibu hamil dan menyusui, status kesehatan dan asupan gizi yang baik selama masa kehamilan hingga tahun pertama kehidupan anak berperan dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat sistem imun. Pemenuhan gizi yang cukup pada anak akan berpengaruh terhadap kualitas kesehatan, intelekual, psikologi, pertumbuhan fisik, keterampilan sosial, dan produktivitas di masa yang akan datang (USAID,2014).

Catatan World Bank menyebutkan bahwa masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK), yang  bermula  sejak  saat  konsepsi  hingga  anak berusia  dua  tahun,  merupakan  masa  paling  kritis untuk memperbaiki  perkembangan  fisik  dan kognitif anak. Status gizi ibu hamil dan ibu menyusui, status  kesehatan  dan  asupan  gizi  yang  baik merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kognitif anak, menurunkan risiko  kesakitan  pada  bayi  dan  ibu.  Ibu  hamil dengan  status  gizi  kurang  akan  menyebabkan gangguan  pertumbuhan  janin,  penyebab  utama terjadinya bayi  pendek (stunting)  dan  meningkatkan risiko obesitas  dan  penyakit degeneratif pada masa dewasa.(World  Bank,  2012)

Hasil riset yang dikemukakan jurnal medis The Lancet tahun 2013 mengenai Maternal and Child Nutrition menyatakan ibu hamil dengan status gizi kurang baik akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin. Hingga menyebabkan pertumbuhan yang kurang optimal yakni bayi pendek (stunting). Bayi lahir dengan Berat Badan Rendah (BBLR), kurus, kecil, dan imunitas berkurang. Kemudian, anak yang mengalami kekurangan gizi di 1000 HPK akan meningkatkan risiko obesitas, diabetes, jantung, stroke, serta penyakit degeneratif pada masa dewasa, penurunan kemampuan belajar. Hambatan pertumbuhan kognitif dan IQ yang rendah yang menurunkan produktivitas masa dewasa. Meningkatnya risiko drop out dari sekolah. Akibatnya akan melahirkan generasi penerus bangsa yang kurang gizi dan kemiskinan.

Cara mengoptimalkan tumbuh kembang 1000 HPK

Adapun tiga hal yang perlu dipenuhi sebagai upaya mengoptimalkan tumbuh kembang anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), adalah Pertama,  pemenuhan Nutrisi. Kedua. pemenuhan Asi Ekslusif, dan Ketiga, sanitasi Lingkungan yang sehat.

 Pemenuhan Nutrisi

Pesatnya tumbuh kembang anak selama periode 1000 hari pertama kehidupannya perlu didukung dengan pemenuhan gizi yang tepat. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala tahun 2017 tentang Nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan mengemukakan asupan nutrisi selama hamil mempengaruhi fungsi organ tubuh anak. Kebutuhan gizi ibu selama kehamilan yakni karbohidrat, protein, lemak, asam folat, kalsium, zat besi, vitamin D dan Yodium.

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun. Zat gizi yang terkandung dalam MP-ASI adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai anak berusia 2 tahun merupakan masa pertumbuhan dengan laju metabolisme tinggi. Kandungan lemak pada makanan pendamping ASI anak diperlukan ssebagai asam lemak esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak bagi anak dalam makanan pendamping ASI sekitar 30-45% kebutuhan energi.

Pemenuhan Asi Ekslusif

WHO merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama dan pemberian ASI diteruskan hingga anak berusia 2 tahun untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Riset Katulla, dkk (2014) dalam penelitian The first 1000 days of life mengemukakan pemberian ASI Eksklusif menurunkan risiko infeksi saluran cerna, alergi, infeksi usus besar dan usus halus, penyakit celiac, leukemia, limfoma, obesitas, dan DM pada masa yang akan datang. Pemberian ASI Eksklusif hingga 2 tahun juga dapat mempercepat pengembalian status gizi ibu, menurunkan risiko obesitas, hipertensi, kanker payudara ibu.

Sanitasi Lingkungan Yang Sehat

Sanitasi lingkungan ikut mempengaruhi tumbuh kembang anak. Biasakan untuk selalu mencuci peralatan botol susu, makan, masak serta mainan dengan pembersih yang food grade. Mencuci tangan dengan sabun  dan air bersih yang mengalir. Kemudian, pakaian sebaiknya dicuci dengan pembersih yang lembut. Sanitasi lingkungan yang tidak baik akan mengakibatkan kejadian diare yang nantinya akan menyebabkan infeksi sehingga berpengaruh dan anak akan mengalami kurang gizi.

Guna mencapai target bonus demografi generasi emas di tahun 2030-2040. Pemerintah Indonesia penting untuk terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak. Edukasi ini juga penting untuk dilakukan pada generasi muda mahasiswa yang tentu tidak lama lagi mereka akan memasuki jenjang pernikahan. Edukasi ini sangat penting karena tumbuh kembang yang terjadi selama periode emas di 1000 HPK merupakan pondasi dasar penentu kesehatan dan kecerdasan anak di kemudian hari.  Oleh sebab itu, pemerintah, masyarakat, orang tua, generasi muda perlu sadar sedari dini untuk memenuhi kebutuhan dan asupan nutrisi anak.

Yuni Dwi Suryani. Mahasiswa Program Magister Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Jakarta