Lapor Pasca

Seminar “Membangun Jiwa Kewirausahaan Berbasis Etika Bahasa bagi Pendidik pada Era Disrupsi 4.0”

Magister Program Studi Linguistik Terapan, Magister Program Studi Pendidikan Bahasa, dan   Doktor Program Studi Pendidikan Bahasa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, mendorong mahasiswanya untuk memiliki semangat atau jiwa berwira usaha, seperti membuka usaha penerjemahan, konsultan pendidikan, mendirikan lembaga kursus bahasa, atau bidang lainnya. Di samping itu, mahasiswa juga diberi wawasan mengenai etika bahasa sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang diharapkan. Oleh karena itu, pada hari Kamis, 8 November 2018, Magister Program Studi Linguitik Terapan, Magister Program Studi Pendidikan Bahasa, dan Doktor Program Studi Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan seminar bertema “Membangun Jiwa Kewirausahaan Berbasis Etika Bahasa bagi Pendidik pada Era Disrupsi 4.0”. Pembicara pada seminar tersebut adalah Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. yang merupakan pendiri dan pemilik Wardah (usaha di bidang kosmetik) dan Dra.Tika Bisono, M.PsiT., Psi., seorang psikolog.

Dalam paparannya, Ibu Nurhayati menjelaskan bahwa faktor yang paling penting dalam membangun kesuksesan usaha adalah komunikasi. Hampir 75% faktor tersebut memberikan kontribusi terhadap kesuksesan usaha. Jika komunikasi tidak berhasil, maka pesan yang disampaikan gagal.

Wardah merupakan salah satu bisnis kosmetik yang terbesar di Indonesia. Saat ini Wardah menduduki posisi ke-6 di dunia. Berawal dari bisnis kecil-kecilan yang dimulai pada tahun 1985, Wardah kemudian tumbuh berkembang menjadi bisnis yang besar dengan mempekerjakan 10.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Wardah meluncurkan 300 produk baru per tahun, selalu melakukan inovasi dari waktu ke waktu, dan selalui mengikuti perubahan zaman. Penggunakan bahasa yang dapat menarik konsumen, seperti halal, harmoni, natural, modern, feminine, safe, humble, togetherness, collective, dan approachale juga dilakukan dan diterapkan pada label atau iklan Wardah. Ibu Nurhayati mengatakan bahwa BPOM menjadikan Wardah sebagai acuan bagi bisnis kosmetik lain dalam hal penggunaan bahasa untuk mempromosikan produknya.

Pembicara kedua, Ibu Tika Bisono, mengungkapkan bahwa dunia bisnis tidak telepas dari penggunaan bahasa. Berbahasa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari komunikasi. Setiap oang memiliki pikiran, hasrat, keinginan dan harapan yang harus diungkapkan dan dikomunikasikan kepada orang lain, tetapi tidak semua orang tahu cara mengungkapkannya. Ketidakmampuan mengungkap pikiran, hasrat, keinginan, dan harapan tersebut karena adanya keterbatasan bahasa. Keterbatasan tersebut, misalnya kebingungan dalam memilih kata yang tepat hingga tidak adanya etika sehingga tidak dapat mencapai tujuan komunikasi. Padahal, dengan memiliki etika bahasa, komunikasi akan menjadi efektif, berkesan, menghargai orang lain, dan terhindar dari kesalahpahaman (miscommunication). Etika bahasa dalam berkomunikasi menjadi salah satu kunci kesuksesan jalinan bisnis.

 

Seminar yang diikuti oleh kurang lebih 200 orang peserta ini dibuka oleh Prof. Dr. Yumna Rasyid, M.Pd., Koordinator Prodi Magister Linguistik Terapan. Hadir pula Koordinator Prodi Doktor Pendidikan Bahasa Prof. Dr. Emzir, M.Pd. serta Koordinator Prodi Magister Pendidikan Bahasa, Dr. Ninuk Lustyantie, M.Pd.