Lapor Pasca

Kupas Tuntas Integritas Ilmuwan di Era Disruptif

Indonesia dinilai akan maju jika ilmuwannya ‘gila’ dan tak kenal lelah memecahkan berbagai pertanyaan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir yang rumit. Hal ini disampaikan ilmuwan terkemuka Warsito Purwo Taruno.
Dia adalah penemu algoritma untuk membaca bagian pinggir gelombang listrik berenergi rendah yang gerakannya liar dan sangat acak pada 2000 lalu. Ia juga pencipta SonaCT sistem pemindal ultrasonic non destructive testing pertama di dunia pada 2009 dan pembuat ECVT untuk mendeteksi tumor di kepala pada tahun 2013.
“Dengan cara gila tak kenal lelah itulah teknologi baru akan ditemukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat era disruptif ini. Itulah integritas ilmuwan, menjadikan riset sebagai ‘istri pertamanya’,” kata Warsito.
Pernyataan Warsito disampaikan dalam Talk Show yang menjadi rangkaian acara Dies Natalis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ke-54 yang diselenggarakan oleh Gugus Informasi Publik dan Kerjasama (GIPK) Pascasarjana UNJ. Talk Show yang berlangsung lima jam tersebut dihadiri hampir tiga ratusan mahasiswa sarjana, pascasarjana dan doktoral UNJ.
Di forum yang dihadiri para guru besar UNJ itu Warsito mengatakan bahwa temuan teknologinya untuk era 4.4 menunjukan bahwa kebijakan negara selalu kalah cepat atau gagal mengantisipasi temuan teknologi baru. Selain itu kehebatan keilmuan Warsito yang diakui dunia itu tidak dibarengi dengan political will pemerintah untuk memberi jalan bagi temuannya untuk era 4.4 bukan untuk generasi 4.0.
Ilmuwan muda UNJ bidang fisika, Iwan Sugihartono juga mengakui politik seringkali menghambat temuan-temuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada Kamis (3/5) kemarin berlangsung forum ilmiah menarik yang dikemas secara santai di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam bentuk Talk Show Pascasarjana. Kegiatan ini dalam rangka hari pendidikan nasional dan Dies Natalis UNJ ke-54.
Talk Show yang berlangsung menarik dan dipandu presenter TV nasional Prima Alvernia itu mengusung tema “Kupas Tuntas Integritas Ilmuwan Di Era Disruptif”. (sumber: republika.co.id)