Lapor Pasca

Grounded Theory Research, Penelitian Langka Berdampak Besar

Diskursus epistemik yang terjadi di kegiatan Penyegaran Metodologi Penelitian Kualitatif Bagi Dosen Pascasarjana yang berlangsung 18 – 20 Oktober 2018 di Yogyakarta memasuki sesi Grounded Theory Research. Hadir sebagai pembicara sesi ini adalah Prof.Sunyoto Usman, Ph.D.

Menurut Prof.Sunyoto Grounded Theory Research saat ini langka padahal sangat memberi pengaruh besar bagi hadirnya teori baru untuk menjawab tantangan zaman.

Bagaimana mengumpulkan data dalam Grounded Reseaarch? Menurut Prof Sunyoto data yang dibutuhkan
lazimnya dikumpulkan melalui teknik participant-observation dan depth interview. Bahwa pengumpulan data tersebut berjalan sedikitnya tiga tahap.

Tahap pertama adalah konfirmasi,sejauhmana topik dan masalah penelitian yang hendak dikaji kelak benar-benar memperoleh dukungan data. Peneliti melakukan observasi kira-kira data apa yang tersedia di lokasi penelitian, baik pada level kelurga, kelompok, organisasi, komunitas atau masyarakat luas (society). Siapa dan berapa jumlah informan yang kelak bisa dijadikan sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data seperti apa yang relevan diaplikasikan. Kendala-kendala apa yang mungkin dihadapi. Persoalan-persoalan teknis semacam ini harus dipastikan dapat diatasi, supaya data yang dibutuhkan benar-benar dapat dipenuhi. Tahap ini oleh Umar Kayam disebut tahap “penciuman lapangan”.

Tahap kedua menurut Prof Sunyoto adalah kegiatan mengumpulkan data yang relevan dengan topik dan masalah penelitian. Data yang berhasil dikumpulkan lalu diidentifikasi, dibuat kategori-kategori dan dibedakan karakteristiknya). Kemudian tahap ketiga adalah mendalami karakteristik masing-masing kategori tersebut, dan selanjutnya mulai dianalisis hubungan antar kategori-kategori tersebut (axial/thematic coding). Ketika membuat analisis tentang hubungan antar kategori-kategori tersebut boleh jadi menemukan kategori baru yang membutuhkan pendalaman. Kemudian tahap keempat, hasil analisis pada tahap kedua (hasil initial
coding) dan pada tahap ketiga (hasil axial/thematic coding) dijadikan landasan untuk membangun teori (berpikir dari particular ke general).

Dalam konteks pendidikan dan konteks hadirnya era disrupsi saat ini, grounded resesrch sesungguhnya sangat dibutuhkan karena beragamnya problem manusia yang belum ditemukan jawabanya oleh teori yang ada. (UB)